Senin, 19 Maret 2012

News - Menlu AS Disebut Rival Sri Mulyani

Polling Presiden Bank Dunia, SMI Terus Memimpin

Jakarta - Jika terpilih sebagai presiden Bank Dunia, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) tidak hanya akan mengharumkan nama Lampung, tetapi juga Indonesia. Perolehan polling SMI juga kemarin (15/3) terus melesat.

Bahkan, Amerika Serikat (AS) yang senantiasa memonopoli posisi presiden Bank Dunia sejak 1944, sudah menyiapkan sosok pengganti Robert Zoelick yang akan mundur pada 30 Juni 2012.

Tidak tanggung-tanggung, Gedung Putih mengajukan mantan ibu negara yang kini menjabat Menteri Luar Negeri (Menlu) Hillary Clinton untuk "mengalahkan" popularitas SMI. "Hillary Clinton menginginkan pekerjaan itu," ungkap seorang sumber dekat Hillary seperti dikutip Reuters kemarin.

Namun memang, pihak Gedung Putih tidak secara terang-terangan menyatakan dukungannya.

Mereka juga terkesan hati-hati untuk berkomentar. Reuters menyebut, mantan ibu negara AS itu memang tengah hangat dibicarakan sebagai pengganti Zoellick yang kini menginjak usia 58 tahun.

Selain Hillary, Gedung Putih juga menjagokan Lawrence Summers. Namun, Summers mengaku tak berminat.

Sementara hingga tadi malam, perolehan Sri Mulyani sudah menguasai 87%. Diketahui, dalam situs www.worldbankpresident.org, dibuat sebuah polling soal siapa yang bakal menjadi presiden Bank Dunia selanjutnya. Ada sembilan calon dari negara berkembang yang masuk polling tersebut. Namun memang, polling ini tidak bisa dijadikan patokan.


Hal polling sementara, dari sembilan calon yang akan maju, posisi Sri Mulyani menguasai 87 persen dengan 13.070 suara. Sebelumnya, dia hanya meraih 6.815 pemilih.

Posisi kedua ditempati Kemal Dervis dari Turki dengan 270 suara. Lalu diikuti Michelle Bachelet dari Chile yang mendapatkan 260 suara, Luiz Inacio "Lula" da Silva dari Brazil dengan 118 suara, Jairam Ramesh dari India dengan 117 suara, dan Ngozi Okonio-Iweala dari Nigeria dengan 91 suara.

Kemudian Marina Silva dari Brazil dengan 46 suara, Trevor Manuel dari Afrika Selatan dengan 38 suara, serta Luisa Diogo dari Mozambik tanpa suara.

Sementara itu, batas waktu pencalonan nama presiden baru pada Jumat, 23 Maret 2012 mendatang. Pencalonan dapat dilakukan oleh anggota dewan gubernur melalui direktur eksekutifnya.

Seorang calon harus berasal dari salah satu negara anggota Bank Dunia. Setelah proses pencalonan ditutup, dewan eksekutif akan membentuk short list berisikan maksimum tiga nama. Lalu short list itudipublikasikan dengan persetujuan ketiga nama yang bersangkutan.

Selanjutnya, dewan eksekutif akan mewawancarai ketiga calon dengan harapan bisa mencapai konsensus sebelum "Spring Meetings" (pertemuan tahunan musim semi) pada April 2012.

Jika menjadi presiden Bank Dunia, Sri Mulyani bakal mendapatkan gaji USD 734.707 atau sekitar Rp 6,6 miliar per tahun. Yang pasti, Sri Mulyani yang senantiasa dikaitkan dengan kasus bailout Bank Century sebesar 6,7 triliun itu bisa memberikan jasa besar bagi Indonesia.

Saat ini, negara-negara berkembang sedang berebut posisi nomor satu di Bank Dunia. Pemerintah dari berbagai negara mulai mencoba untuk menghentikan kebiasaan rutin Amerika Serikat dalam mencalonkan warga negaranya untuk menjadi orang nomor satu di Bank Dunia. Seperti pemerintah dari Brazil dan Filipina.

Sedangkan dalam siaran pers Bank Dunia dikatakan, Dewan Eksekutif Bank Dunia telah menyepakati lima kriteria untuk calon presiden barunya. Yaitu terbukti memiliki rekam jejak yang kuat sebagai pemimpin, berpengalaman memimpin organisasi besar yang aktif di tingkat internasional dan terbiasa bekerja dengan sektor publik, serta mampu menjabarkan misi pembangunan Bank Dunia secara jelas.

Kemudian memiliki komitmen dan apresiasi kuat terhadap kerja sama multilateral. Terakhir, dapat berkomunikasi secara efektif dan diplomatis, serta menjalankan kewajiban seorang presiden secara imparsial dan objektif.

Sumber: Harian Umum Radar Lampung, 16 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar